Eksploitasi Tubuh Perempuan

Sejak beberapa waktu yang lalu, saya selalu mempertanyakan tentang kode etik jurnalistik mengenai pemaparan berita di koran, terutama di kolom "NAH INI DIA" dalam koran "POSKOTA". Sebagai perempuan, saya melihat berita itu disajikan sebagai sebuah berita yang mengeksploitasi tubuh perempuan. Berita itu disuguhkan pada pembaca seolah-olah itu adalah sebuah stensilan.

Pertanyaannya? 
Etiskah dalam jurnalisme, sebuah berita disampaikan seperti itu dengan tujuan menarik perhatian pembaca?
Saya tidak bisa bicara karena hal seperti itu perlu mencari tahu lebih jauh.

Yang ada di benak saya adalah bagaimana seorang wanita dihadirkan dalam media, tidak hanya pada penceritaan 'korban perkosaan' di mana saya melihat cerita itu diceritakan seolah-olah mengajak pembaca untuk membayangkan kejadian itu, bukan sebagai berita, tetapi sebagai cerita, disajikan secara deskriptif; kata-kata seperti "pahanya yang putih terlihat mengundang', "baju yang memperlihatkan lekuk tubuhnya", atau "pulang malam dengan pakaian minim". Media seolah-olah memberi posisi lebih rendah pada perempuan yang menjadikan perempuan cenderung 'salah' dalam setiap kasus pelecehan seksual.

Hal ini pelik, rumit, dan terkadang kita, sebagai orang yang harusnya dapat berpikir lebih jernih, malah melakukan tindak bodoh seperti ini. Contoh, mendengar seorang teman yang mengalami pelecehan seksual di tempat umum, tidak jarang kita akan mendengar ada gaung-gaung orang berkata: "Iya sih, kadang pakaiannya senonoh.", "Udah tau lewat tempat kaya gitu, ya pakaiannya dijaga dong.", atau komentar lebih pedas seperti "Haha emang badannya semok banget, minta dipegang."
Hal yang paling menyedihkan jika perkataan-perkataan seperti ini harus keluar dari mulut seseorang yang juga perempuan.


...beberapa waktu kemudian, saya menemukan tweet mbak Marianna Amirudin di timeline saya yang membuat saya tertarik melihat timeline Jurnal Perempuan. Inilah yang saya temukan, cukup menjelaskan apa yang saya pikirkan beberapa waktu lalu.


Berita  berubah menjadi sajian yang sangat menarik perhatian karena mengandung kekerasan, seks, dan tubuh perempuan. 

Kolom “Nah Ini Dia” kasus perkosaan digambarkan melalui karikatur seorang pria menyerang perempuan berbusana minim dgn gaya pasrah. 

Soal "gadis idiot" lalu ditambahkan dengan ditulis ketiga pemuda “terangsang karena korban mengenakan celana pendek”. 

Pos Kota Jumat, 28 Oktober 2011 ydengan judul besar "Gadis digilir tiga lelaki di dalam mobil, selama satu jam kendaraan melaju”. 

(sumber: @jurnalperempuan)


Terima kasih ada Jurnal Perempuan yang membahas masalah seperti ini, peduli akan masalah seperti ini, menghormati hak-hak perempuan sebagaimana mestinya.

Tubuh perempuan bukan sekedar mainan, bukan pemuas nafsu belaka yang bisa laki-laki gunakan dalam setiap imajinasi mereka.

Kalian perempuan?
Tidak hanya perempuan sebenarnya, apakah kalian peduli pada nilai-nilai kemanusiaan?
Sudahkah kalian menentukan sikap?
Laporkan surat kabar yang mengeksploitasi tubuh perempuan, tidak hanya surat kabar, tapi semua media yang menempatkan tubuh perempuan semata-mata hanyalah sebuah objek stensilan!

see also : (http://jurnalperempuan.com/2011/10/berita-perkosaan-kejahatan-seksual-bukan-rekreasi-seksual/)

Comments

Popular Posts