Surat untuk Lisa
Salatiga, 4 November 2016
Teruntuk
Agnes Erlisa,
Ini ada hadiah kecil yang tertunda
begitu lama. Entah untuk merayakan apa, mungkin untuk merayakan hidup.
Merayakan waktu yang lewat begitu saja, sehingga membuat kita terdiam tak lama.
Merenunginya. Kita yang berjalan begitu lambat, karena kita tersemat dalam
kenangan tertentu. Kita yang berjalan terlalu cepat karena kita terselusur ego
sendiri.
Ini ada hadiah kecil yang tertunda
begitu lama. Entah untuk merayakan apa, mungkin sebagai penawar. Pada kita
tersimpan satu atau lebih kontemplasi yang tak jarang menyalahkan diri atau
orang yang bahkan tak kita kenali lagi. Untuk itulah, kita akan butuh penangkal
untuk segala sesuatu yang tawar. Mencoba merasai dengan hati.
Ini ada hadiah kecil yang tertunda
begitu lama. Entah untuk merayakan apa, mungkin semata-mata rindu. Rindu karena
intensitas bertemu yang lebih dari kurang. Namun demikian, terima kasih sudah
tinggal. Terima kasih pula sudah sudi menjadi pendengar. Karena toh' hidup ini
tak pernah baik-baik saja. Hanya yang mengerti indahnya ketidaksempurnaan, yang
menghargai hidup sepenuhnya. Orang-orang itulah yang berpesta dalam segala
keterbatasannya, dan kamu adalah salah satunya.
Sepenuhnya hadiah kecil yang tertunda
begitu lama ini ada untuk dirinya sendiri. Semoga saja ia bahagia dengan
pemiliknya. Semoga saja ia punya makna, sehingga ia bisa hidup. Tidak hanya
untuk dirinya. Tidak hanya seadanya. Tidak hanya seperlunya. Tapi, untuk
sesuatu yang lebih dari itu...
Banyak selamat dan penuh berkat.
Senantiasa. Selamanya.
Peluk
hangat dalam rindu yang teramat sangat,
Jessy
Ismoyo
Comments
Post a Comment