Still Crazy After All These Years Tour by AriReda

AriReda & Ricky 'WSATCC' on Nokturno (Sapardi Djoko Damono)
Istimewa adalah melihat penampilan AriReda di Yogyakarta. Saya selalu hilang kata setiap melihat dan mendengar langsung suara emas Mbak Reda dan petikan gitar Mas Ari. Lucu ketika diperkenalkan dengan Mbak Reda, saya mengatakan bahwa kami satu almamater: Sastra Prancis UI. Ketika Mbak Reda tahu saya angkatan berapa, ia tertawa lepas, menyadari bahwa gap umur kami jauh sekali. Setiap penampilan mereka, Mbak Reda dan Mas Ari selalu bercerita tentang awal duet mereka sejak kuliah. Lucunya, ada hal magis setiap saya mendengarkan mereka bercerita. Saya rindu kampus. Membayangkan Sastra jaman dulu dengan lantunan musik duo seperti itu (apalagi dengan puisi Sapardi) kok rasanya sempurna sekali ya?

Ketika harus melegalisir album EP tour ini, saya mencuri dengar jawaban Mbak Reda saat ditanya puisi Sapardi kesukaannya. Ia menjawab: "Nokturno." Saya spontan menoleh. Dari semua puisi Sapardi, hanya Nokturno juga yang mampu menggugah hati saya. Ada begitu banyak rasa sayang di sana yang tak sempat dibagi. Rasa sayang itu memilih bersembunyi di balik sela-sela puisi. Lagi dan lagi, magis. Ketika membawakan musikalisasi puisi itu pun, saya melihat Mbak Reda menitikkan air mata. Terbawa suasana. Saya juga. Bagaimana coba caranya tidak terbawa suasana? Susah. Tidak bisa.

Ketika menyapa Mbak Reda, bukan meminta tanda tangan. Saya malah berkata: "Mbak, saya boleh peluk?" Mbak Reda tertawa dan berkata: "Tentu saja boleh," kemudian ia memeluk saya erat. Ia pun berkata: "Dulu orang tua saya bertemu di Salatiga dan jatuh cinta. Kota itu memang sesuatu." Saya hanya membalasnya dengan senyum. Senyum bersetuju dengan kalimat itu.

Lucu rasanya semesta menghubungkan kita dengan cara luar biasa. Tidak perlu kata, tidak perlu imaji yang dibuat-buat. Hanya sesederhana intensi tulus untuk berbagi saja, dari sana akan muncul banyak sekali berkat yang besar untuk kita rasakan, resapi, dan simpan dalam hati.

Setelah berhari-haripun, saya masih merasa bahagia mengingat konser Senin kemarin. Ada yang tertinggal, tapi tidak mengganjal. Seperti perasaan yang rela dibagi karena kita tahu bahwa membagi berarti kita peduli.

Mungkin itu saja cerita saya di Senin ini. Semoga kita lebih-lebih lagi mengisi kepala dan hati kita dengan hal murni dan tulus dalam melakukannya untuk orang-orang yang kita sayangi. Karena hanya dengan itulah, kita memaknai diri kita sendiri.

Dengan cinta,
Jessy Ismoyo

Comments

Popular Posts