Hari Lingkungan Hidup di Rumah Pintar Ciangsana


Tanggal 1 seharusnya merupakan hari AIDS sedunia, tapi memberikan materi tersebut pada anak rumah baca? I must be out of my mind, nggak mungkin lah ya? So, we decided to give some explanation related to our environment, such as: global warming, green house effect, and 3R (reduce, reuse, recycle).

Hari ini kakak-kakak yang ikut serta adalah saya sendiri, kak Windy, kak Saskia, kak Gio, kak Angel, kak Toadjie, kak Nico, kak Meify, kak Donny, dan kak Billy. Dengan jumlah anak setengah dari biasanya, dimulailah kegiatan hari lingkungan hidup pada jam 02.30 sore tadi. Awalnya saya pesimis karena melihat jumlah anak yang kurang, tapi ternyata acara hari ini tidak kalah menarik dari hari sebelumnya. Antusiasme anak-anak juga luar biasa.

Dimulai dengan penjelasan dari mantan ketua 4C dari LSPR ini, Windy Santoso - tentang bahaya pemanasan global dan perilaku dalam kehidupan kita sehari-hari yang mampu merusak lingkungan. Kak Windy sukses membuat anak-anak memahami lebih jauh tentang alasan perubahan iklim yang terjadi di Dunia, Indonesia dan Jakarta pada khususnya. Anak-anak RPC memang berbakat, banyak dari mereka sudah mengetahui seluk-beluk mengenai pemanasan global, efek rumah kaca, dan bagaimana caranya mendaur-ulang sampah organik dan non-organik.

Acara dilanjutkan dengan penjelasan kak Toadjie tentang pencairan es di kutub utara yang banyak membuat beruang kutub yang menggemaskan harus mati mengenaskan. "Sedih ya? Oleh karena itu, kita harus membuang sampah pada tempatnya, menghemat penggunaan air dan listrik," ujar kak Toadjie semangat. Terlalu lama belajarnya, anak-anak mulai terlihat bosan. Kegiatanpun dimulai. Yang menarik dari anak-anak adalah mereka akan lebih mudah mengerti apabila sesuatu itu dilakukan dan dijadikan sebuah kegiatan. Penjelasan tadi adalah pengantar dan selanjutnya adalah prakteknya. Apa yang dilakukan?

Kak Windy membagi 28 anak menjadi empat kelompok. Setiap kelompoknya dituntun oleh dua kakak. Kebetulan saya mendapat bagian di kelompok empat bersama Nadila, Ardi, Diana, Siti, Ayu, dan Arya. Saya ditemani kak Toadjie sebagai mentor. Untuk kelompok satu ada kak Billy dan kak Angel sebagai pendamping, kelompok dua ada kak Saskia dan kak Meify, dan kelompok tiga ada kak Donny dan kak Nico. Jika saya tidak salah mengingat ya.

Apa yang harus dilakukan? Anak-anak diminta untuk membuat apapun dari sampah. Apapun. Ide berasal dari kakak mentor. Kebetulan ide dari kelompok saya adalah membuat lukisan dengan berbahan dasar sampah. Bungkus makanan, shampoo sachet, so klin pewangi, atau apapun dapat dijadikan hiasan lukisan selain menggunakan cat air dan cat poster. To be honest, it was hard. Ngurusin anak-aak lebih dari lima yang semuanya ngomong terus, minta dibuatin ini, minta dibuatin itu, ngomong terus ini dan itu, nggak mau kalah - it was like 'hey please'! But it was fun thou' because in the end we win the competition! Yeayness! Sisi positifnya adalah saya juga belajar untuk sabar hari ini, untuk tersenyum walau rasanya kepala mau pecah. True story. So, I wanna show you what kinda paintings that my kids made. Take a look.
Ardi dengan pemandangan alamnya,

Arya dengan gunung dan laut merahnya,

Ayu dengan kapal pohonnya,

Siti dengan bunga-bunga indahnya,

Diana dengan 'laut kena pantulan cahaya matahari' katanya,

dan Nadila dengan rumah dan banyak pohon nya.

Well, maybe it's not as good as you expected it. But we reached the point where the kids realized that we definitely can use the garbage to be something useful. Itu poinnya. Jadi, karena kelompok kami paling mandiri - karyanya paling bagus dan anak-anaknya membuat sendiri - kami menang deh! We got candies and chocolates for the award. Double yeayness!


Pernah berpikir, kadang-kadang tawa anak-anak adalah obat paling ampuh mengatasi melankolia di hati. Getting yourself busy is another story, but their laugh is completly soothing your soul. Kegiatan dilanjutkan dengan lomba memilah sampah organik dan non-organik. Kalian saya yakin sudah tahu, jadi tidak harus saya jelaskan di sini. Antusiasme anak-anak luar biasa, dengan tiga jagoan sebagai ketua kelompok: Ihsan, Ardi, dan Luthfi - mereka menuntun adik-adiknya supaya memilah sampah dengan benar. Akhirnya, kelompok dua pun menjadi pemenangnya. Tidak terasa waktu sudah 3,5 jam lamanya kegiatan ini berlangsung, waktu sudah menunjukkan pukul 05.30, padahal masih ada kegiatan lain yang belum terlaksanakan. Namun terbentur waktu kami harus menghentikan kegiatan hari ini sampai di situ saja. Well, we had fun! Senang sekali dapat berbagi dengan anak-anak ini mengenai pengetahuan sehubungan lingkungan hidup. At least, we did a little action, not only talking and complaining about things. That's how young people roll nowadays.

So, I guess I see you in the next meeting. Ya, Hari Bahasa Inggris! See you soon, kakak-kakak! Keep your spirit high!

Comments

Popular Posts