Awalan Desember, Akhiran 2013



Untuk mereka yang sedang di ambang batas percaya bahwa 'kebetulan' hanyalah sebuah pembenaran, percayalah...kebetulan itu adalah imbuhan. Makna yang menjadikannya kata tergantung pada awalan atau akhiran yang diikutinya. Atas kepercayaan itu, tulisan ini didedikasikan penuh rasa yang dibiarkan melanglangbuana begitu lamanya...


November dilewatkan dengan banyak alasan buruk tidak menempatkan ceritanya di posisi terbaca. November mungkin ada untuk sebagian orang (dan saya adalah sebagian orang yang percaya) bahwa kedewasaan datang apabila manusia dapat sedikit lebih menerima, sedikit lebih santai, dan sedikit lebih merasa (bersamaan ketika manusia melepas logika dalam permasalahan rasa). Batas abu-abu antara keegoisan dan altruisme kembali dipertanyakan di bulan yang sengaja dilewati dengan semestinya.

Mengapa? November terlalu manis dengan cerita. November terlalu padat dengan makna. Dalam November, saya tidak percaya bahwa orang-orang di sekitar saya mengajarkan lebih banyak dari yang saya kira. Itu mengapa momen-momen pada bulan November saya simpan dalam hal paling konvensional yang saya pahami...buku. Saya menulis ini sebagai permintaan maaf pada diri saya sendiri karena memaksa diri saya untuk lompat terlalu jauh. Lompatan yang berkesempatan membuat kaki saya bergeser dari sendinya, namun tidak ada yang tahu bahwa lompatan ini membuat saya berpikir kembali.
Doesn't it?
Semuanya menjadikan pandangan saya ke depan setidaknya sedikit lebih cerah. Saya kembali menjadi diri saya sendiri setelah sekian lama terlalu banyak tokoh yang hidup dalam saya entah itu Sukma, Dina, Darya, Luvna, Riga, Gundala, Lara, Sina, siapapun itu. Tokoh fiksi yang saya gunakan untuk cerita yang saya lihat, saya dengar, saya cicipi satu per satu. Kesabaran adalah kuncinya. Kunci untuk semua hal yang sama sulitnya untuk ikhlas. Setelah November berakhir pun, bulan terakhir dalam tahun ini mengijinkan saya merasakan sedikit ketenangan yang disuguhkan semesta. Saya tidak pernah setenang ini. Tahun ini tidak pernah memberikan saya pelajaran yang begitu banyak dapat saya proses. Saya belajar untuk memahami.

Bahwasanya, terburu-buru tidak menyelesaikan sesuatu. Paham akan detail kecil memberi cerita, gamang, dan tawa yang membuat hidup...jadi lebih mudah. Dalam artian, tidak banyak dari diri saya atau pecahan-pecahannya paham akan diri saya lainnya. Akhir tahun ini, pecahan-pecahan itu terlihat telah berkelompok sendiri tanpa perlu merasa patuh. They are there where they are supposed to be...they are just there...

Oleh karena itu, oleh sebab itu, atas alasan itulah, dunia menjadi sedikit lebih indah karena setitik rasa percaya membuat efek domino luar biasa akan kebaikan yang terpancar dalam setiap kepala yang mencari makna. Setitik rasa yang dibagi punya nosi lebih dari sekadar 'rasa', itu adalah keputusan dua pihak di mana keduanya hendak meringankan beban satu sama lain di antara rasa trauma yang menyingkap keduanya. Sometimes, you just need being heard...being watched...and being smelled unconsciously.

Pada waktu itu-itulah, saya sadar bahwa semesta tidak pernah seindah ini di mana korelasi karma memberi saya pelajaran begitu banyaknya hanya dalam waktu satu tahun. Ketika banyak mengatakan semesta bergerak dengan gerak misteriusnya? Saya berpendapat mungkin semesta bergerak dengan cara yang misterius...yang nantinya akan dipahami sebagai gerak paling mengesankan dalam proposisi galaksi sebab-akibat satu dengan yang lain.

Ketika John Lennon mengatakan 'Karena birunya langit, aku menangis.' - itulah ungkapan di mana keindahan semesta dengan garis yang mencoba menghubungkan setiap energi yang terjadi. Bagaimanapun hubungan itu, kita akan selalu melihat ke langit, di mana birunya langit merefleksikan bahagiannya kita akan semesta yang menciptakan sesuatu ruang di antara kita dan langit yang biru agar kita dapat menikmatinya dengan...penuh.

Cibubur,
1 Desember 2013

Comments

Popular Posts