Palsu (sebuah puisi dalam rentang nyawa)


Adapun baru yang menjadi cerita untuk sosok semu
Bagai malam, cahaya berpendar dijadikannya tempat bersandar
Bagai aspal, dibiarkannya perasaannya menjadi kapal
Tertera kalkir diukir seperti sepatu yang baru disemir
Tak ada lagi selain bau anyir
Boleh kamu menjadi baru,
tapi tak ada yang mampu meniupkan wangi bunga sepatu pada hati terinfeksi kenangan

Bagai awan, dianggapnya semua kawan
Onggokkan itu akan tetap menetap di sana sampai basi,
hingga kamu yang memutuskan sendiri
untuk dibuang atau ditinggal pergi
Sampai saat itu datang,
habis terkikis seluruh kesadaran
kosong melompong bagai pidato omong kosong
tiada lagi janji penuh arti
karena semuanya 'toh hanya bualan mimpi
untuk meneduhkan jiwa yang ingin berlari
Sudahi saja kalau memang tahu kita hanya mengulang rasa nyaman

Dalam dekapan,
seluruh suara kan teredam
Namun bukan keresahan, bukan pula kerisauan
Ia akan menggema layaknya sunyi yang lirih
Ya,
kau kan mendengar dalam tiap desau napasnya
bahkan ketika kau dalam peluknya 
Tidak baik memulai sesuatu apabila yang lama masih jadi bayangan rindu

Oleh karena itu, 
jangan memaksakan sesuatu yang tak perlu
Biarlah sesuatu menunggu
Karena menunggu,
membuat kita ragu
dan ragu
membuat kita pilu
dan pilu
membuat kita tahu mana yang kita mau 

Comments

Popular Posts