Tembiang Siang
Photo by Kristian Erdianto |
Kutemukan gerutu dalam purnawaktu
yang membalut lukamu
Ada asa tinggal
di antara kerlipan lampu malam Jakarta
Keriap risau datang
dan diam mengendap
Peluh serta parfum baru jadi penghidu,
niscaya pengobat rindu
Tak perlu kata,
karena sinar mata senantiasa beri arah
Kamu,
di sana
mencacah jiwa
berupaya menghilangkan fobia
Pelan-pelan saja,
semua jawaban toh akan kembali jadi pertanyaan
dan seorang puan di perjalanan akan jadi teman
Tak perlu suara,
karena huru-hara kepala membuat durja
Diam menjelma aksara,
menggenapi selira
dan cinta yang kuna
bukan lagi menjadi rasa
ia tetap di sana
berkat usaha
Selamat siang,
sayang
Wijaya,
28 November 2014
Comments
Post a Comment