Satu Paragraf Saja
"Sepertinya sudah waktunya saya keluar dari elegi ini dan berbuat lebih lagi. Semua tentang diri akan ada porsi dan waktunya sendiri-sendiri, tapi langkah untuk memulai mengubah negeri harus dilakukan perlahan dan pasti. Sudah waktunya saya keluar dari nistanya putaran daftar keinginan diri, karena berbuat untuk orang lain adalah pahala - bukan untuk Tuhan, namun untuk kemanusiaan. Kemanusiaan yang memanusiakan manusia. Maaf, jika saya terhentak karena sejenak lupa akan cita-cita. Terima kasih telah menginspirasi lagi, lagi, teruslah lagi menginspirasi sampai akhirnya saya mati membawa wangi nama diri karena eksistensi akhirnya mencipta esensi, karena akhirnya tindakan mengalahkan perkataan, karena akhirnya perjuangan terhenti dengan air di ujung pelupuk mata - tanda bahagia."
Jakarta Pusat,
15 September 2013
Comments
Post a Comment