Culture Night Fall Festival 2012 by PERMIAS DC
"...experiencing the diversity of
Indonesia."
"...We hope you will know more about Indonesia and you
will remember this night the next time you hear the word Indonesia." Didasarkan keinginan untuk memperkenalkan
Indonesia di dunia internasional dan membangun rasa cinta tanah air, kata-kata
itulah yang terujar dari Ardhi Pradana selaku
ketua Permias (Indonesian Student Association) DC in the welcoming Indonesian Cultural Night Fall Festival 2012.
CULTURAL NIGHT
FALL FESTIVAL 2012 adalah kali kedua yang dilaksanakan oleh Permias DC. It held in Indonesian Embassy,
Massachusetts Ave. NW, last saturday, October 6th - acara ini
mengusung konsep acara yang mengarah
pada celebration of Indonesian cultural
heritage through The Cultural Art:
traditional dresses, dances, musical instruments, and Indonesian foods di
mana Permias DC tidak hanya mengundang orang Indonesia saja, tetapi juga turut
mengundang komunitas internasional untuk bersama-sama merayakannya dengan
komunitas Indonesian Diaspora di Washington DC metro area.
"Awalnya
acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang sangat
beragam kepada komunitas internasional, lebih dari itu supaya mereka juga dapat
menikmati dan jika mungkin turut mencintai kebudayaan Indonesia yang memang
luar biasa beragamnya. "It's also
our job as student who is living overseas to introduce our lovely heritage to
our non-Indonesian friends and let it's wowed them." Dengan adanya
acara ini, kami berharap dapat menumbuhkan jiwa cinta tanah air even we've been stayed that long in
United-States.
Acara yang
disponsori oleh Kedutaan Indonesia di Washington DC dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia ini dimulai dengan musik Indonesia, dilanjutkan dengan
makan malam bersama sembari menikmati pertunjukkan Tari Saman dan Tari Jaipong.
Acara ini turut diramaikan dengan penampilan House of Angklung (Interactive Angklung) and the last is Traditional
Fashion Show yang menghadirkan busana tradisional dari daerah di Indonesia,
seperti: Bangka Belitung, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Bali, Lombok, Sulawesi
Selatan, Maluku dan Irian Jaya. "Kita sengaja mau kasih contoh satu dari
tiap pulau besar dari Indonesia juga Bali (karena Bali terkenal banget buat non-Indonesian), Maluku, dan Lombok sebagai
tambahan. Jadi, lebih gampang untuk non-Indonesia untuk belajar mengenal
kebudayaan kita, but in the end they're
still amazed by our culture diversity which includes the costume that is
different in each country." kata Kezia, wakil Permias DC.
Seluruh
kemeriahan budaya itu dapat dinikmati dengan $10, included dinner, and only can be paid at location. All the guests had
so much fun - the music, dance, Indonesian food, and fashion show are amazing. Respon
acara ini sangat luar biasa - terlihat dari banyaknya pengunjung internasional
yang terlibat di dalamnya. Keingintahuan mereka dengan budaya Indonesia-lah
yang membawa mereka untuk datang dan mereka mengakui mencintai kebudayaan
Indonesia. "We should be proud to
know a variety of Indonesian cultures that arouse pride and patriotism in our
spirit, therefore, we, as Indonesian people should be responsible for such
cultural preserve- and for that reason, we nailed it in this event!"
Menutup interview
ini, saya bertanya what you going to say to the readers to intensify their
awareness of culture preservation? Kedua pemuda/i Indonesia ini, Ardhi dan
Kezia setuju bahwa sebagai generasi muda, adalah penting untuk menumbuhkan rasa
cinta tanah air dan menghilangkan bayang-bayang notabene the uncoolness dari mencintai budaya negara sendiri. It is happened for some people and we try to
gently remove that image. That's our job as a future generation. "Kami
berharap acara ini dapat diadakan setiap tahunnya dan untuk tahun ke depannya,
kami sangat ingin agar acara ini dapat merangkul komunitas ASEAN untuk ikut
terlibat dengan mengadakan acara yang sama di bawah satu wadah fall festival," jawab Ardhi optimis.
-PJI/20120915
Article made as a condition of NYLON MAGAZINE's interview
Article made as a condition of NYLON MAGAZINE's interview
(Special thanks to Ardhi Pradana and Kezia Nagia)
Comments
Post a Comment