Skip to main content
Percakapan di Terminal
A: "Kok nggak dilanjutin baca bukunya?"
B: "Bingung. Harus ngapain lagi coba kalau kita udah tahu ceritanya kayak gimana?"
A: "Maksudnya?"
B: "Iya. Penulis menggunakan elemen kecil pembentuk momen yang sama di tiap cerita. Buat apa coba? Diulang-ulang momennya dengan tokoh utama dan dua tokoh pembandingnya? Memangnya akan menghasilkan esensi berbeda?"
A: "Itu kan interpretasimu sebagai pembaca. Mungkin penulis tidak pernah bermaksud begitu. Ia hanya menuliskannya saja."
B: "Mungkin. Tetap saja. Terlalu mudah dibaca polanya."
A: "Sesukamu sajalah."
B: "Ya. Memang sesukaku saja. Untuk itu jangan paksa aku melanjutkan membacanya."
A: "Itu baru sampai halaman tengah. Kamu nggak tahu juga nanti twisting ceritanya."
B: "Iya. Benar. Aku nggak akan tahu twisting ceritanya, tapi dari deskripsi momen yang berulang itu sudah cukup buat jengah. Tokoh jelas berbeda wataknya. Mengapa penulis menguji mereka dengan momen yang sama?"
A: "Untuk menarik reaksi dan emosi pembaca mungkin. Kalau iya, sepertinya ia berhasil. Walaupun kau tak membacanya sampai habis, setidaknya emosimu mencuat ke permukaan."
B: "Terserah…"
Comments
Post a Comment