Morat-marit Makroekonomi

Jakarta, 2017, Jessy Ismoyo.


Malam mengganyang
Mati suri
Setengah mati bicara kapital dan kerja upahan
  dan kesenjangan yang berada di antaranya
Proses akan sesuatu selalu butuh usaha lebih
  seperti memahami bahwa kapital tak melulu dalam bingkai ekonomi
  seperti mencurangi materi yang tahu-tahu bicara soal kerangka pembangunan
Kesejahteraan masyarakat dipetakan dan dipolakan dalam persamaan-persamaan angka
  yang kemudian kita sebut fenomena
  tak hanya itu saja,
  faktor geografis dan sejarah kemudian dikaitkan
  untuk mencapai profit sebesar-besarnya
Inovasi digunakan untuk memaksimalkan konsumsi
Produksi disebar di negara-negara dunia ketiga
  berjubah modernitas, pembangunan dilanggengkan dalam pelbagai teori-teori baru
Padahal yang kita butuh sesederhana suapan nasi dan sambel terasi
Apa ini?
Semua bicara invasi teknologi dan keberadaan pasar sempurna, juga monopoli
  perdagangan jadi perempatan, tempah singgah di mana barang dan jasa tumpah ruah
Investasi sana sini membuat manusia jadi kapital yang harus dikembangkan lewat pendidikan
Kemudian,
  pendidikan dijadikan layaknya pabrik, dan kita, iya..kita, hanya jadi sama nilainya dengan bahan-bahan biokimia, besi baja, dan energi tak terbaharui
Di sini lah kita, berdiri, mencoba memahami dalam halaman-halaman buku, paragraf-paragraf teori,
  mencoba, lagi dan lagi, memetakan dan membuat pola berulang akan kekuatan pasar dan hegemoni pemilik modal; Siemens, Microsoft, Matsushita, semua perusahaan besar di Eropa, Amerika, bahkan Asia Timur Raya
Nasib kita diserahkan dalam perhitungan persamaan angka yang kita sebut 'ribet setengah mati'
Saking sulitnya, tak banyak yang coba memahami dan mencari celah supaya nasib kita tak hanya berhenti di deretan simbol alfa, beta, dan omega serta angka satu hingga nol
Iya, nol, yang dibagi menjadi tak terhingga
Semua hukum permintaan dan penawaran, teori pembangunan yang diarahkan pada kebijakan-kebijakan...menuntut kita merogoh, berseloroh, tapi tak kunjung mengerti
Racauan ini sepertinya sudah ke mana-mana...
Ya, salahkan makroekonomi yang membuatku tak jelas begini...
Sungguh memahami hal baru dan menyederhanakan pemahaman adalah kerja keras yang memeras...


Salatiga,
19 September 2017

Comments

Popular Posts