Sebuah Puisi: Selamanya, Seadanya

Ruth Marbun, 2017.
"We were that close to everything we ever wanted and you ruined it in the most destructive way possible."

Kita bisa selamanya,
  kalau kau tak seadanya.

Katamu hambar,
  lalu kau pergi mencari kenyamanan sebagai penawar
  akan jarak yang terhampar.

Kita bisa selamanya,
  kalau kau tak seadanya.

Katamu sunyi ini gempar,
  hanya sekali datang dalam waktu hampir 12 bulan.
Kau terlampau sibuk dengan gadis umur dua puluh tiga,
  yang tandang pada waktu kosong hatimu.

Seingatku,
 sudah kuusahakan segala,
  tapi kau mendua.

Definisi cinta kita senjang sudah,
  di antara jurang,
  kita hilang titik seimbang,
  kita terjatuh dan pincang.

Kita bisa selamanya,
  kalau kau tak seadanya.
Ya,
  kalau kau tak seadanya...


Salatiga,
8 Oktober 2017
(Diletakkan di unggahan bulan September dengan beberapa pertimbangan)

Comments

Popular Posts